Desain, Implementasi, dan Analisis Interkoneksi antara Protokol H.323 dan SIP pada jaringan VoIP

Judul: Desain, Implementasi, dan Analisis Interkoneksi antara Protokol H.323 dan SIP pada jaringan VoIP
Oleh: Rizal Ansyori
Link: http://iirc.ipb.ac.id/jspui/handle/123456789/15262

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya masalah interkoneksi antara protokol H.323 dan SIP, protokol H.323 adalah protokol VoIP yang lebih dulu muncul dan masih banyak yang menggunakan nya sebagai protokol jaringan komunikasi VoIP. Dengan munculnya protokol SIP, para pengguna protokol H.323 mengalami beberapa kendala dalam hal interkoneksi dengan pengguna yang menggunakan protokol SIP.

Penelitian ini bertujuan untuk menghubungkan protokol H.323 dengan SIP pada jaringan VoIP. Hasil penelitian diharapkan dapat menjembatani komunikasi VoIP melalui protokol yang berbeda. Media perantara interkoneksi kedua protokol tersebut adalah dengan menggunakan suatu aplikasi open source berbasis Linux yang bernama Asterisk yang dikenal sebagai salah satu signalling gateway. Pengujian dilakukan sebanyak lima kali pengulangan panggilan untuk masing-masing protokol.

Analisis kinerja dilakukan berdasarkan tiga parameter yaitu delay, jitter, dan packet loss ratio. Pengambilan data dilakukan selama satu hari pada saat jam sibuk jaringan yaitu berkisar antara pukul 10.00 dan 12.00 WIB. Hal ini dimaksudkan untuk melihat kualitas interkoneksi protokol pada saat traffic jaringan padat.

Terlihat bahwa dari hasil pengujian dan perhitungan keseluruhan panggilan baik antar protokol VoIP yang sama maupun berbeda protokol, menghasilkan jitter yang hampir sama yaitu mendekati 0. Hal ini disebabkan proses komunikasi melewati background traffic sama pada jaringan yang dilalui paket-paket H.323 dan SIP. Pada semua komunikasi VoIP baik antar sesama protokol maupun berbeda protokol, packet loss ratio yang dihasilkan hampir semuanya mendekati 0%. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa interkoneksi protokol VoIP H.323 dan SIP berhasil dilakukan dan analisis kinerja keseluruhan memenuhi nilai standar yang direkomendasikan oleh ITU (International Telecommunication Union).

Perencanaan Kapasitas Untuk Kinerja Web Dan Proxy Server IPB Menggunakan Model Open Queueing Network M/M/2 dan M/M/1

Judul: Perencanaan Kapasitas Untuk Kinerja Web Dan Proxy Server IPB Menggunakan Model Open Queueing Network M/M/2 dan M/M/1
Oleh: Nanik Qodarsih
Link: http://iirc.ipb.ac.id/jspui/handle/123456789/14454

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan perencanaan kapasitas terhadap web server dan proxy server yang dimiliki oleh IPB. Kondisi jaringan IPB saat ini menggunakan model jaringan antrian yang bersifat terbuka (open queuing network model) dan heterogen dengan modem M/M/2 dan M/M/1 masing-masing untuk web server dan proxy server.

Pengukuran dilakukan secara kuantitatif pada web server yang meliputi utilisasi CPU server secara keseluruhan, utilisasi CPU untuk request web, dan rata-rata penggunaaan memori. Sedangkan pada proxy server, dilakukan pengukuran kinerja meliputi utilisasi CPU secara keseluruhan, utilisasi CPU untuk squid, utilisasi CPU untuk request, hit request pengguna ke proxy server.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata utilisasi CPU untuk web server IPB sebesar 1.59% dengan utilisasi CPU terbesar mencapai 19.22%. Rata-rata penggunaan memori untuk web server IPB sebesar 51.42% dengan rata-rata penggunaan memori terbesar mencapai 66.85%. Sedangkan untuk proxy server IPB didapatkan bahwa rata-rata utilisasi CPU secara keseluruhan sebesar 52.64% dengan utilisasi CPU terbesar mencapai 96.08%. Utilisasi CPU untuk Squid didapatkan sebesar 17.53% dengan utilisasi CPU terbesar mencapai 33.12%. Rata-rata utilisasi CPU untuk request pada proxy server IPB sebesar 5.91% dengan hit request sebesar 1.7%, ini artinya hanya sekitar 29.27% request per detik yang dapat dilayani oleh CPU. Rata-rata penggunaan memori proxy server IPB sebesar 76% dengan rata-rata penggunaan memori terbesar mencapai 89.67%.

Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa web server IPB tidak perlu diperbaharui karena kinerja nya masih stabil dan belum pada level kejenuhan. Sedangkan proxy server IPB perlu diperbaharui dan berada pada level kejenuhan, karena penggunaan sumber daya terbesar lebih dari 70%, sehingga perlu dilakukan penambahan kapasitas pada CPU dan memori untuk meningkatkan kinerja dari proxy server itu sendiri.

Efisiensi Alamat IP dengan Multi Domain pada sebuah Server Email

Judul: Efisiensi Alamat IP dengan Multi Domain pada sebuah Server Email
Oleh: Ahmad Zaenuri
Link: http://iirc.ipb.ac.id/jspui/handle/123456789/13088

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pemanfaatan fasilitas internet seperti web dan email membutuhkan biaya yang tidak murah. Untuk keperluan tersebut sebuah perusahaan harus memiliki minimal sebuah server, perangkat lunak, nama domain, dan alamat IP yang terkoneksi ke internet. Dengan makin banyaknya host yang terkoneksi ke internet, secara tidak langsung juga akan mengurangi jumlah alamat IP (Ipv4) sehingga suatu saat akan habis.

Penelitian ini bertujuan mempelajari dan mengimplementasikan penggunaan sebuah alamat IP untuk beberapa nama domain pada sebuah mail server. Hal ini bertujuan untuk mengefisienkan penggunaan alamat Ipv4 sambil menunggu pengembangan dan implementasi Ipv6 secara global. Pada percobaan, server terkoneksi ke internet dengan bandwidth 64 kbps, sementara semua jaringan klien hanya terkoneksi ke internet untuk mengambil/mengirim email

.

Jumlah nama domain dan user mempunyai pengaruh terhadap kecepatan akses. Hanya saja pengaruh jumlah user jauh lebih besar dari pengaruh jumlah nama domain. Jumlah nama domain yang ideal adalah sekitar 10. selain itu jumlah user yang dapat mengakses secara bersamaan juga dipengaruhi oleh bandwidth server.

Secara umum, kedua tabel diatas memperlihatkan bahwa pada siang hari, memberikan hasil yang lebih cepat dibandingkan dengan pagi dan sore hari. Hal ini dimungkinkan karena kebanyakan user sibuk bekerja pada siang hari, sementara pada pagi hari, biasanya sebelum bekerja user mengecek email, terutama email yang berhubungan dengan pekerjaan nya, atau sekedar browsing untuk mencari berita. Sedangkan pada sore hari yang paling lambat karena kemungkinan selain mengecek email, user biasanya juga browsing, chatting, atau bermain game online sambil menanti waktu pulang kerja. Sehingga secara tidak langsung mengganggu proses pengambilan email, karena jalur internet yang seharusnya bisa dipakai untuk mengambil email sebagian digunakan untuk keperluan browsing, chatting, dan sebagainya.